Jumat, April 03, 2009

Earth Hour

Matikan lampu selama 60 menit!

Ajakan yang lucu, pikir saya. Ngapain amat sekedar mematikan listrik selama 1 jam? Emang hasilnya signifikan, dan yang lebih penting: emang ini substansial? Dan karena merasa lucu itulah, saya malah lupa mematikan lampu pada waktu yang diinstruksikan pada Sabtu (23/3), mulai pukul 20.30 hingga 21.30 WIB, dan membiarkan seluruh lampu dirumah menyala dengan terangnya plus menyalakan TV, VCD Player dan notebook sekaligus di kamar, selain menyalakan TV di ruang tamu. Saya memang punya kebiasaan jelek menghadapi notebook sambil melihat televisi atau menonton VCD sekaligus, hingga jarang sekali pasokan listrik nihil pada tiap jamnya.

Besoknya saat sempat untuk browsing, ada banyak ulasan tentang earth hour: program mematikan lampu selama 60 menit itu. Dan dengan telaknya sinisme saya tentang signifikansinya terjawab.

Pertama, jelas signifikan, sob.
Hanya 60 menit Jakarta memadamkan lampu sama dengan 300 MW (cukup mengistirahatkan 1 pembangkit listrik dan menyalakan 900 desa).
Hanya 60 menit Jakarta memadamkan lampu sama dengan mengurangi beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp 200 juta.
Hanya 60 menit Jakarta memadamkan lampu sama dengan mengurangi emisi CO2 sekitar 284 Ton CO2.
Hanya 60 menit Jakarta memadamkan lampu sama dengan menyelamatkan lebih dari 284 pohon.
Hanya 60 menit Jakarta memadamkan lampu sama dengan menghasilkan udara bersih untuk lebih dari 568 orang.

Kedua, saya lantas berpikir begini: ngapain amat ngeributin signifikansi sementara kita tahu hal-hal besar tercipta dari even small things which are invisible for others? Jika berdalih hanya mau melakukan hal-hal yang jelas-jelas signifikan, so what significant things can you do instead of saying others’ actions as insignificant things? Halahh. Hal gede ga bisa ngelakuin, tapi hal-hal kecil juga luput dari perhatian, how pathetic!

Lagipula, siapa bilang ini action kecil-kecilan? Earth Hour ternyata merupakan aksi nyata warga dunia terhadap keselamatan bumi yang dimulai di Sydney pada tahun 2007 dengan volunteer sekitar 2,2 milyar rumah dan perkantoran. Cara berpartisipasi dalam kampanye ini hanya dengan mematikan lampu selama satu jam dimulai pada pukul 20.30-21.30 waktu setempat.
Satu tahun kemudian kampanye ini diikuti oleh sekitar 50 juta orang yang menyebar di 35 negara di seluruh dunia. Lampu-lampu di berbagai ikon dunia seperti Golden Gate Bridge di San Francisco dan billboard Coca Cola di Times Square pun turut dimatikan.

Di tahun 2009 ini sebanyak 74 negara ikut berpartispasi dalam kampanye global dengan target partisipan sebanyak satu milyar orang. Indonesia pun ikut menjadi volunteer untuk pertama kalinya. Berbagai ikon Indonesia di Jakarta seperti Monumen Nasional dan Bundaran Hotel Indonesia berada di dalam kegelapan selama satu jam demi keselamatan bumi.

Inilah salah satu project WWF (World Wide Fund for Nature) yang harus didukung. Meski program earthour telah berlalu, substansinya untuk menekan pemborosan energi listrik masih harus terus diupayakan secara berkesinambungan. And we have to trust that this effort is significant!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

any ideas to share?